§ ZAQQUM
Firman Allah swt:
Sesungguhnya pohon
zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. Ia bagaikan kotoran minyak yang
mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang amat panas. (43 – 46 :
ad-Dukhan)
Firman Allah swt:
(Makanan surga)
itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.?Sesungguhnya Kami
menjadikan pohon zaqqum itu sebagai ujian bagi orang-orang yang zalim (samada
mereka percaya atau tidak). Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang tumbuh
dari dasar neraka. Buahnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya
mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu sehingga memenuhi
perutnya dengan buah zaqqum itu. (62 – 66 : as-Saffat).
Ibnu
Abbas berkata:
“Sesungguhnya Nabi
saw membaca ayat ini:
“bertakwalah kepada
Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
Rasulullah
saw bersabda:
“Sekiranya setitis
zaqum menitis ke dunia nescaya akan merosakkan seluruh kehidupan ahli dunia. Bagaimana
keadaan orang yang setiap hari buah zaqum menjadi makanannya?”
Hadis riwayat
Tirmizi, Nasaie, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban. Syekh Syuaib menyatakan sanad
hadis ini sahih.
Imam
Ibnu Kathir berkata:
“Allah swt menyatakan
mereka memakan pokok ini walaupun rupanya sangat buruk dan sangat hodoh.
Tambahan lagi dengan rasanya yang tidak sedap dan bau yang busuk. Mereka
terpaksa makan kerana tidak ada yang lain.”
§ GISLIN
Firman Allah swt:
Maka tiada seorang
temanpun baginya pada hari ini di neraka ini Dan tiada (pula) makanan
sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya
kecuali orang-orang yang berdosa. (35-37 : al-Haqqah).
Ulama berselisih
pendapat terhadap hakikat Gislin seperti berikut:
1. Nanah ahli neraka
yang keluar dari luka dan kemaluan mereka. (Ibnu Abbas)
2. Pohon yang menjadi
makanan ahli neraka. (Dahhak dan Rabie bin Anas)
3. Air dari basuhan
daging dan darah ahli neraka. (Akhfasy)
§ DARIE’
Firman Allah swt:
Mereka tiada
memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri. yang tidak menggemukkan dan
tidak pula menghilangkan lapar. ( 6 dan 7 : al-Ghasiah)
Para Ulama berselisih
pendapat terhadap Darie’. Diantaranya adalah seperti berikut:
1. Tumbuhan yang
berduri yang melata di tanah. (Pendapat Ikrimah, Mujahid dan kebanyakan ulama
tafsir).
2. Batu (pendapat
Said bin Jubair).
3. Tumbuhan hijau
yang busuk. Ianya dilemparkan laut ke daratan. (pendapat Khalil).
4. Pohon berasal dari
api neraka. (Pendapat Ibnu Abbas)
Pendapat yang dipilih
adalah seperti yang dinyatakan oleh Imam Qurtubi:
“Pendapat yang lebih
jelas adalah ianya pokok yang berduri seperti ianya di dunia. Daripada Ibnu
Abbas ra, Nabi saw bersabda:
“ Darie adalah
sesuatu yang ada dalam neraka. Ia meyerupai duri. Lebih pahit dari pokok lidah
buaya. Lebih busuk dari bangkai. Lebih panas dari api. Allah swt namakannya
sebagai Darie.” (Hadis riwayat Ibnu Mardawiyah – sanadnya lemah)
§ MAKANAN YANG SUKAR
UNTUK DITELAN
Karena sesungguhnya
pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala.
Dan makanan yang menyebabkan tercekik di kerongkong dan azab yang pedih. (12 –
13 : al-Haqqah)
Ibnu
Abbas berkata:
“Makanan yang tidak
boleh ditelan dan tersangkut di halkum. Tidak boleh turun ke perut dan tidak
boleh dikeluarkan. Makanan ini adalah Gislin, Zaqqum dan Dharie.”
§ KELAPARAN YANG
MENYEKSAKAN
Abu Darda berkata:
Rasulullah saw bersabda:
“ Dicampakkan rasa
lapar kepada ahli neraka. Kelaparan yang mereka rasai menyamai azab yang mereka
alami dalam neraka. Lalu mereka menjerit meminta tolong dan mereka pun
diberikan Darie yang tidak menghilangkan kelaparan mereka. Lalu mereka menjerit
meminta makanan dan mereka pun dibawa makanan yang menyebabkan mereka tercekik.
Mereka teringat kalau tercekik didunia mereka hilangkan dengan air. Mereka pun
meminta air minuman. Lalu mereka diberi air yang sangat panas dengan besi-besi
panjang yang berkepala sabit. Muka mereka hangus terbakar apabila air ini
menghampiri mereka. Segala isi perut terputus apabila masuk kedalam perut
mereka.
Hadis riwayat Tirmizi
dengan sanad yang lemah. Kebanyakan apa yang disebut dalam hadis ini ada
disebut dalam ayat Quran dan Hadis sahih yang lain.
RUJUKAN:
Tafsir Qurtubi,
Tafsir Ibnu Kathir, Tuhfatul Ahwazi, Sunan Tirmizi tahqiq syeikh Syuaib,
Muntaqa oleh Dr Yusuf Qardawi, Tazkirah oleh Qurtubi, Buhur Zahirah oleh Imam
as-Safirani.
Renung-renungkanlah..
Renung-renungkanlah..